Keturunan Nabi Adam atau Iblis? Pertanyaan Menggelitik Buya Yahya yang Mengungkap Rahasia Tersembunyi
![img](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/RSm3Oheh2-jCu3reS95bpWnjJpc=/673x379/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4731485/original/011254700_1706712288-Buya_Yahya.jpg)
Menolak Nasihat: Tanda Kesombongan atau Keturunan Iblis?
Manusia sering dihadapkan pada pilihan dalam hidup, termasuk pilihan untuk menerima atau menolak nasihat. Namun, banyak yang justru memilih sikap seperti iblis, yang menolak perintah Allah ketika diperintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam.
Menurut Buya Yahya, Pengasuh Ponpes Al Bahjah, sikap rendah hati dan mau menerima peringatan adalah ciri orang yang beriman. Sebaliknya, orang yang sombong akan merasa dirinya selalu benar dan tidak mau mendengarkan nasihat dari siapa pun.
Kesombongan sering kali menjadi pemicu utama seseorang sulit menerima nasihat. Mereka mencari alasan, menyalahkan orang lain, atau bahkan menolak kebenaran yang jelas di hadapannya. Demi menjaga kesombongan, mereka bisa melakukan kebohongan dan kecurangan.
Buya Yahya menegaskan bahwa orang yang mudah menerima nasihat dan tidak sombong adalah orang yang dekat dengan sifat Nabi Adam. Sebaliknya, orang yang keras kepala dan selalu membela diri adalah orang yang mengikuti jejak iblis.
Nabi Adam sendiri memberikan contoh bagaimana seharusnya seseorang bersikap ketika melakukan kesalahan. Ketika melanggar larangan Allah, Nabi Adam tidak mencari alasan atau menyalahkan pihak lain. Justru dengan penuh kerendahan hati, ia segera mengakui kesalahannya dan memohon ampun kepada Allah.
Doa Nabi Adam dan Hawa menunjukkan bagaimana seharusnya manusia bersikap. Jika melakukan kesalahan, maka yang harus dilakukan adalah mengakui dan meminta ampun kepada Allah, bukan justru membela diri dengan kesombongan.
Kesombongan hanya akan membawa seseorang kepada kehancuran. Jawaban dari pertanyaan apakah kita cucu iblis atau cucu Nabi Adam akan menentukan bagaimana kita menjalani kehidupan dan seperti apa akhirnya di hadapan Allah nanti.
Dampak Kesombongan dalam Rumah Tangga dan Masyarakat
Kesombongan tidak hanya merusak hubungan dalam rumah tangga, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Suami dan istri yang tidak bisa saling mengalah hanya akan menciptakan suasana yang tidak harmonis.
Dalam rumah tangga yang dipenuhi kesombongan, istri sombong kepada suami, dan suami sombong kepada istri. Hal ini menyebabkan ketegangan dan bahkan bisa berujung pada perceraian.
Di masyarakat, orang yang sombong sering kali meremehkan orang lain hanya karena merasa lebih tinggi kedudukannya. Mereka menganggap diri mereka lebih baik dan tidak mau menerima kritik atau saran dari orang lain.
Sikap seperti ini menciptakan perpecahan dan konflik dalam masyarakat. Orang yang bijak akan mudah menerima teguran dan segera memperbaiki diri, sedangkan orang yang sombong akan terus mempertahankan kesalahannya dan menolak nasihat.
Pilihan Besar: Meniru Nabi atau Mengikuti Iblis
Setiap manusia memiliki pilihan untuk meniru sifat baik yang diajarkan para nabi atau justru mengikuti langkah-langkah iblis yang penuh kesombongan. Pilihan ini akan menentukan bagaimana kita menjalani kehidupan dan seperti apa akhirnya di hadapan Allah nanti.
Jika kita memilih untuk meniru Nabi Adam, kita akan menjadi orang yang rendah hati, mau menerima nasihat, dan selalu berusaha memperbaiki diri. Sebaliknya, jika kita memilih untuk mengikuti iblis, kita akan menjadi orang yang sombong, keras kepala, dan selalu membela diri.
Semoga kita semua diberikan hidayah untuk memilih jalan yang benar dan menjadi orang yang dekat dengan sifat Nabi Adam, bukan iblis.
Begitulah uraian lengkap keturunan nabi adam atau iblis pertanyaan menggelitik buya yahya yang mengungkap rahasia tersembunyi yang telah saya sampaikan melalui islami Jangan ragu untuk mendalami topik ini lebih lanjut ciptakan peluang dan perhatikan asupan gizi. bagikan ke teman-temanmu. Terima kasih atas kunjungan Anda
✦ Tanya AI